BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
I.
Latar belakang
Dalam teori ekonomi kita sering mengabaikan dua
masalah pokok yang sering terjadi dalam dunia nyata, yaitu masalah ketidakpastian
dan ketidaksempurnaan dimana keduanya saling berhubungan, tetapi antara
keduanya tetap bisa dibedakan.
Selama ini kita selalu mengasumsikan bahwa konsumen,
produsen, pekerja, dan sebagainya mempunyai informasi yang lengkap tentang
pilihan-pilihan yang cocok buat mereka. Padahal dalam kenyataanya tidak
demikian, Konsumen harus mencari harga yang paling rendah. Pekerja harus
mencari informasi tentang pekerjaan alternatif. Semua persoalan tersebut
membentuk suatu bidang studi yang disebut ekonomi informasi (economics of
information), yang merupakan suatu komoditi yang hanya bisa diproleh
mencari pekerjaan alternatif karena besarnya biaya yang harus dikeluarkan.
Dengan adanya risiko dan probabilitas tersebut maka diperluakan teori
pengambilan keputusan untuk menyusun bagaimana selanjutnya tindakan perusahaan.
Dalam pengambilan suatu keputusan terdapat hal yang
perlu kita ketahui yaitu adanya suatu keputusan yang bersifat pasti dan ada
yang bersifat tidak pasti (certainty dan uncertainty). Penentuan certainty
dan uncertainty sangat terkait dengan bagaimana suatu kemungkinan
kejadian itu dapat diukur (probabilitas). Probabilitas diistilahkan sebagai
pengukuran kuantitas berbagai kemungkinan kejadian yang tidak pasti.
II.
Rumusan Masalah
A. Bagaimana
hubungan risiko dengan probabilitas ?
B. Bagaimana
sikap terhadap risiko dan probabilitas ?
C. Langkah-langkah
pengambilan keputusan ?
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Hubungan
risiko dengan probabilitas
1. Pengertian
Risiko
Resiko adalah kejadian yang tidak
diinginkan merupakan bagian dari kehidupan yang dapat terjadi tetapi tidak
selalu dapat dihindari. Resiko
juga dapat diartikan sebagai kata atau kondisi yang hampir selalu dihadapi
dalam hidup, tidak mungkin manusia hidup tanpa resiko, begitu juga dengan
bisnis atau usaha.
Berikut
ini hal-hal yang berhubungan dengan resiko. Resiko adalah:
a. Ketidak pastian mengenai sesuatu.
b. Kejadian yang tidak diinginkan.
c. Sesuatu yang terjadi diluar tujuan
semula.
d. Kemungkinan terjadinya sesuatu yang
merugikan.
Besar
kecilnya resiko dapat diukur dengan konsep statistik, yaitu teori probabilitas
(Pi). variance (σ2) / standar deviasi (σ). Probabilitas (Pi) adalah peluang
timbulnya kejadian anyara 0 < Pi < 1, Besarnya probabilitas suatu
kejadian antaraa 0 dan 1. Jumlah probabilitas dari seluruh kejadian yang
mungkin terjadi adalah 1 (ΣPi = 1).
Jenis
kejadian (event) menurut probabilitas adalah
·
Kejadian yang pasti terjadi (certainty event) bila Pi = 1
·
Kejadian yang tidak mungkin terjadi (impossible event) bila
Pi = 0
·
Kejadian yang mungkin terjadi (possible event) bila 0 <
Pi < 1
2. Pengertian probabilitas
Istilah Probabilitas digunakan untuk mengukur secara
kuantitatif berbagai kemungkinan kejadiannya yang tidak pasti. Konsep
probabilitas ini dibagi dua yaitu probabilitas obyektif dan probabilitas
subyektif. konsep yang lebih banyak digunakan adalah probabilitas
subyektif.
a.
Probabilitas Obyektif yang merupakan suatu konsep yang
didasarkan pada frekuensi relatif dalam jangka panjang.
b.
Probabilitas Subyektif dapat diterjemahkan dengan cara
orang bertaruh, misalkan taruhan sepak bola, dsb.
Probabilitas subjektif dapat
dimisalkan apabila kita menyaksikan pertandingan basket antara Fakultas ekonomi
dan Fakultas Hukum. Jika kita mengatakan bahwa:
1. Probabilitas FE menang = ½
2. Probabilitas FH menang = ¼
3. Probabilitas pertandingan seri = ¼
Maka kita bersedia bertaruh 2 banding 1 untuk
FIA melawan FH dan kita bertaruh 1 banding 1 untuk seri. Dalam hal ini tentu
saja secara konsisten kita bersedia membayar taruhan 2 dibanding 1 bila terjadi
seri.
3. Hubungan risiko dengan probabilitas
Frant Knight (1992) menggambar suatu
hubungan antara risiko dengan ketidakpastian. Knight melukiskan suatu keadaan
sebagai suatu keadaan yang beresiko jika kita dapat menentukan probabilitas
obyektif yang dapat ditentukan. Knight menyimpulkan bahwa keputusan enterpreneurial
dan laba termasuk teori ketidakpastian, bukan risiko. Permasalahan dalam
analisis Knight bahwa ia tidak
mengembangkan suatu teori ketidakpastian. Teori probabilitas berdasarkan
keyakinan-keyakinan obyektif telah berkembang saat knight menulis bukunya. Oleh
karena itu kita akan menggunakan istilah ketidakpastian untuk menggambarkan
setiap keadaan dimana probabilitas dari
suatu hasil tidak sama dengan 0 atau 1.
Variabel Random merupakan variabel yang memiliki nilai tidak
pasti namun telah mempunyai distribusi probabilitas. Misalnya sebuah perusahaan
tidak dapat meramalkan labanya tetapi dapat memperkirakan laba tersebut dalam
probabilitas tertentu. Laba perusahaan disebut variabel random.
Jika variabel random X terdiri dari
X1, X2,…..Xn denan probabilitas P1, P2,….Pn (ingat bahwa P1+P2+…+Pn = 1). kemudian
nilai harapan (expected value) dari variabel random dituliskan dengan
E(X) maka persamaannya dituliskan sebagai berikut :
|
Misalkan
perusahaan Araya tidak dapat memastikan berapa laba yang akan diperoleh tahun
depan, tetapi perusahaan tersebut yakin mempunyai suatu peluang yang sama
dengan yang mereka peroleh tahun ini, dan jika berubah , perubahannya pun akan
sama yakni naik Rp. 100 juta atau turun 100 juta. Bila laba tahun ini sebesar
Rp. 400 juta, maka kita dapat menghitung distribusi probabilitas laba pada
tahun depan
Probabilitas menghasilkan laba Rp.
400 juta = ½
Probabilitas menghasilkan laba Rp.
300 juta = ¼
Probabilitas menghasilkan laba Rp.
500 juta = ¼
Laba yang diharapkan adalah :
E (laba) = ½ (400) + ¼ (300) + ¼
(500) = Rp. 400 juta
Misalkan perusahaan tersebut
memiliki bayangan mengenai investasi alternatif yang mempunyai distribusi
probabilitas laba sebagai berikut :
Probabilitas menghasilkan laba Rp.
400
juta
= ½
Probabilitas menghasilkan laba Rp. 0
juta
= ¼
Probabilitas menghasilkan laba Rp.
800
juta
= ¼
Jika laba berubah, maka perubahannya mempunyai kesempatan
yang sama, naik Rp. 400 juta atau turun Rp. 400 juta. Maka :
E (laba) =
½ + ¼ (0) + ¼ (80) = Rp. 400 juta
Jadi, dua kasus diatas sama-sama
mempunyai laba yang diharapkan sebesar Rp. 400 juta, tetapi kasus yang terakhir
berisiko lebih tinggi daripada kasus sebelumnya. Oleh karena itu harus mengukur
resiko tersebut. Resiko tersebut ditunjukkan oleh varian dari laba yang diharapkan.
Dalam analisis ketidakpastian dapat
menggunakan nilai harapan dan varian dari laba, harga, biaya, dan sebagainya.
Biasanya perusahaan dapat menaikkan nilai laba harapan hanya dengan melakukan
investasi yang berisiko lebih tinggi, yang berarti akan menaikkan varian dari
labanya. Akan tetapi, investasi yang berisiko lebih tinggi tidak selalu
menaikkan nilai laba harapan dengan tingkat yang sama dengan risikonya.
B. Sikap
terhadap risiko
Beberapa
orang sangat senang mengambil risiko. Bagi mereka risiko tidaklah buruk, tetapi
sesuatu yang bagus. Sementara yang lainnya indiferen. Namun, ada juga orang
yang tidak suka mengambil risiko. Orang yang tidak suka mengambil risiko
disebut risk averse.
Dalam menjalankan usaha atau bisnis
perusahaan ,manajemen dalam menghadapi resiko dapat menentukan sikap terhadap
resiko tersebut, yaitu :
·
Seseoarang disebut risk everter bila dia tidak
bersedia ikut dalam suatu permainan, taruhan yang fair.
·
Seorang disebut risk neutral bila dia tidak bisa
dipengaruhi untuk menolak atau mengikuti taruhan yang fair.
·
Seorang disebut risk lover atau risk seeker
jika dia sangat senang mengikuti taruhan yang fair.
Bebarapa cara yang lazim dalam
menghadapi resiko :
1. Menghindari resiko (avoiding risk)
yaitu menghindari penyebab timbulnya resiko
2. Mengurangi resiko (reducing risk)
yaitu memperkecil kemungkinan /probabilitas untuk terjadinya resiko tersebut
atau memperkecil kerugian atau akibat resiko yang mungkin terjadi
3. Mengasuransikan resiko (shifting the
risk into an insurance company) yaitu memindahkan resiko yang bakal terjadi ke
perusahaan asuransi.
Beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi oleh resiko yang diasuransikan (insurable risk) adalah :
1. Peluang (probability) terjadinya
resiko tersebut harus dapat diperkirakan (predictable)
2. Besarnya kerugian yang timbul oleh
resiko tersebut harus dapat terukur (measurable)
3. Resiko atau kerugian tersebut
terjadi tidak direkayasa
4. Resiko atau kerugian tersebar luas
disemua wilayah
5. Perusahaan asuransi berhak untuk
menerima atau menolak resiko yang akan diasuransikan
6. Perusahaan asuransi dapat menolak
untuk membayar resiko yang terlalu kecil sehingga biaya memproses tagihan
/klaim lebih besar dari tagihan.
- Langkah-Langkah
Pengambilan Keputusan
Secara umum, proses pengambilan keputusan dibagi menjadi 6
langkah, yaitu :
- Pembatasan
Masalah
Menentukan dengan jelas batasan-batasan keputusan apa yang
akan dibuat.
- Penentuan
tujuan
Pada tahap ini ditanyakan apa tujuan pengambil keputusan,
bagaimana seharusnya si pengambil keputusan menilai hasilnya dibandingkan dengan
tujuannya, bagaimana jika si pengambil keputusan ingin mencapai tujuan yang
bertentangan satu sama lain.
- Pencarian
Alternatif
Pada tahap ini ada beberapa pertanyaan diajukan apa
alternatif tindakan untuk pencapaian tujuan, variabel apa saja yang dapat kita
kendalikan, apa kendala yang kita hadapi dalam pencapaian tujuan.
- Peramalan Dampak
Pada tahap ini mengamati: bagaimana konsekuensi dari setiap
alternatif pilihan, jika hasil yang diharapkan tidak pasti bagaimana sifatnya,
dapatkan informasi yang lebih baik diperoleh untuk meramalkan suatu hasil. Peramalannya
bisa dengan:
-
perhitungan aritmatis sederhana,
-
menggunakan model statistik atau ekonometrika,
-
menggunakan model deterministik jika keadaannya pasti,
- model
probabilistik jika pengambilan keputusan dalam keadaan yang mengandung risiko
atau ketidakpastian.
- Penentuan
Pilihan
Setelah semua analisis selesai dilakukan, maka kemudian
menentukan pilihan yang paling diinginkan. Jika semua variabel dalam proses
peengambilan keputusan (misalnya tujuan dan hasilnya) bisa dikuantifikasikan,
maka dapat menggunakan beberapa metoda tertentu untuk menetapkan keputusan yang
paling optimal, yaitu:
-
analisis marjinal,
-
programasi linier,
-
pohon keputusan (decision trees),
-
analisis manfaat-biaya, dsb.
- Analisis
Sensitivitas
Pada tahap akhir ini perlu diperhatikan : bagaimana sifat
dari masalah yang menentukan pilihan tindakan yang optimal, bagaimana pengaruh
perubahan keadaan-keadaan tertentu terhadap keputusan yang optimal yang
diambil, apakah pilihan tersebut peka terhadap perubahan-perubahan variabel
ekonomi utama yang terabaikan oleh si pengambil keputusan tersebut. Analisis
sensitivitas menjelaskan bagaimana suatu keputusan yang optimal akan berubah
jika fakta-fakta ekonomi utama berubah.
Analisis sensitivitas memiliki d tiga kegunaan yaitu:
a.
memberikan informasi faktor-faktor kunci dalam permasalahan
yang mempengaruhi keputusan,
b.
menelusuri pengaruh
perubahan-perubahan variabel yang tidak diyakini manajer, dan
c.
menghasilkan solusi dalam kasus proses pengulangan
pengambilan kepuutusan jika keadaan-keadaan tertentu dimodifikasi.
BAB III
KESIMPULAN
A. Hubungan
risiko dengan probabilitas
Hubungan
risiko dengan probabilitas. Frant Knight (1992) menggambar suatu hubungan antara risiko
dengan ketidakpastian. Knight melukiskan suatu keadaan sebagai suatu keadaan
yang beresiko jika kita dapat menentukan probabilitas obyektif yang dapat
ditentukan. Knight menyimpulkan bahwa keputusan enterpreneurial dan laba
termasuk teori ketidakpastian, bukan risiko.
B. Sikap
terhadap risiko
- Menghindari resiko (avoiding
risk) yaitu menghindari penyebab timbulnya resiko
- Mengurangi resiko (reducing
risk) yaitu memperkecil kemungkinan /probabilitas untuk terjadinya resiko
tersebut atau memperkecil kerugian atau akibat resiko yang mungkin
terjadi
- Mengasuransikan resiko
(shifting the risk into an insurance company) yaitu memindahkan resiko
yang bakal terjadi ke perusahaan asuransi.
- Langkah-Langkah
Pengambilan Keputusan
1.
Pembatasan masalah
2.
Penentuan tujuan
3.
Pencarian Alternatif
4.
Peramalan Dampak
5.
Penentuan pilihan
6.
Analisis sensitivitas
PENUTUP
Demikian makalah yang dapat penulis paparkan
mengenai Risiko Probabilitas dan
Pengambilan Keputusan secara ringkas. Semoga uraian diatas bisa
menambah sedikit wawasan keilmuan Ekonomi. Tak ada gading yang tak retak oleh
karena itu kritik dan saran yang konstruktif selalu penulis harapkan untuk
perbaikan kedepan.
REFERENSI
Arsyad, Lincolin. Ekonomi Manajerial. 2014.
Yogyakarta : BPFE